A. LUMUT
lumut (Bryophytes) berasala dari bahasa Yunani bryon yang berarti "tumbuhan lumut". Pada umunya lumut, berwarna hijau karena meempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b. jadi lumut bersifat autotrof. Tubuh lumut dapat dibedakan antara sporofit dan gametofitnya.
karena lumut belum mempunyai jaringan pengangkut, maka air masuk ke tubuh lumut secara imbibisi. setelah air masuk ke tubuh lumut, kemudian didistribusikan ke bagian-bagian tumbuhan, baik secara difusi, dengan daya kapilaritas, maupun aliran sitoplasma. sistem pengangkutan air seperti itu menyebabkan lumut hanya dapat hidup dirawa dan tempat teduh. lumut tidak pernah berukuran tinggi dan besar, kebanyakan tingginya kurang dari 20 cm. tumbuhan lumut teradaptasi untuk hidup didarat, tidak berkormus, dan memiliki pergiliran keturunan.
1. Ciri-ciri tubuh
ciri-ciri tubuh lumut adalah sebagai berikut.
a. sel-sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
b. pada semua tumbuhan yang tergolong lumut, terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya (anteridium dan arkegonium), terutama susunan arkegoniumnya.
c. batang dan daun pada tumbuhan lumut yang memiliki susunan berbeda-beda.
d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel.
e. pada lumut, hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
f. Rizoid tampak seperti benag-benang, berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan myerap air serta garam-garam mineral.
g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri dari :
- Vaginula, yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium
- Seta atau tangkai
- apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan kontak spora
- kaliptra atau tudung, berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora
- kolumela, jaingan yang tidak ikut ambil bagian dalam pembentukan spora.
Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual. Reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk saprofit. ada dua macam gametangium, yaitu :
a. Arkegonium (gametangium betina) seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian sempit disebut leher.
b. anteridium (gametangium jantan), bentuknya bulat seperti gada.
3. Klasifikasi
a. Lumut daun (Bryophyta)
lumut daun merupakan lumut yang paling banyak dikenal. hamparan lumut sering terdapat ditempat yang lembap. Bryophyta mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid, struktur seperti batang, dan struktur daun.
Tubuh fase gametofit lumut daun memiliki gametangium dibagian atasnya. kebanyakan spesies lumut menghasilkan gamet berbeda sehingga dapat dibedakan antara tumbuhan jantan dan beina. Akan tetapi ada yang menghasilkan anteridium dan arkegonium pada satu tumbuhan.
Tubuh fase sporofit yang dihasilkan akan tumbuh dibagian atas tubuh gametofit betina.Sporofit terus menempel pada gametofit dan bergantung untuk memperoleh nutrisi, setelah dewasa saprofit berubah warna menjadi kecoklatan. sporofit dewasa terdiri dari kaki yang melekatkan sporofit pada gametofit dan meyerap nutrisi dari gametofit, seta atau batang, serta kapsul yang mengandung sel-sel sporogenik.
b. Lumut hati (hepaticophyta)
Lumut hati mencakup 6.000 spesies tumbuhan tak berpembuluh. bentuk tubuh gametofit lumut hati berbeda dengan gametofit lumut daun. Pada lumut hati, tubuhnya tersusun atas struktur berbentuk hati pipih, disebut talus, yang terdifisiensi menjadi akar, batang dan daun.
c. Lumut tanduk ( Anthoceroptophyta)
Lumut tanduk mempunyai gametofit mirip dengan gametofit lumut hati perbedaanya hanya terletak sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang seperti tanduk gametofit . masing-masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar lebih besar dari kebanyakan lumut.
4. peranan lumut bagi kehidupan
lumut digunakan oleh ilmuwan sebagai model dalam eksperimen biologi tumbuhan.
2 komentar:
wahh, keren, lanjutkan
LIKE :)
Posting Komentar